Pringsewu, www.lensamedia.net – Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mencanangkan rehabilitasi 3.000 unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lewat program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS). Pencanangan ditandai dengan penyerahan dana Rp15 juta bagi setiap keluarga dalam bentuk tabungan, di GOR Mini, Kabupaten Pringsewu, Rabu (17/5/2017).
Rehabilitasi ke-3.000 rumah tersebut tersebar di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 280 unit, Lampung Utara (513 unit), Mesuji (504 unit), Pesawaran (464 unit), Pringsewu (397 unit), Tulangbawang Barat (409 unit), Way Kanan (219 unit), dan Pesisir Barat sebanyak 214 unit untuk perumahan nelayan. “Saya meminta kepada seluruh fasilitator betul-betul mengawal perbaikan rumah ini agar tepat sasaran,” kata Gubernur Ridho, usai menyerahkan bantuan tersebut kepada perwakilan penerima bantuan.
Perbaikan 3.000 rumah tersebut tengah berlangsung di tujuh kabupaten tersebut. Targetnya seluruh rumah selesai direhab hingga akhir 2017. Umumnya rumah yang diperbaiki berlantai tanah dan berdinding geribik. Dengan bantuan dana Rp10 juta-Rp15 juta per rumah, ditargetkan rumah berlantai semen dan dinding berganti tembok.
Rehabilitasi didampingi para fasilitator agar dana tepat sasaran. Para penerima bantuan diseleksi melalui data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), lembaga yang dibentuk untuk menangani dan berkoordinasi dalam penanggulangan dan pengentasan kemiskinan.
“Tentunya dana ini tidak akan cukup untuk memperbaiki seluruh rumah. Paling tidak dengan bantuan bersifat stimulan sebagai biaya tambahan,” kata Gubernur Ridho.
Tahun ini, Pringsewu mendapat rehabilitasi lebih dari 600 rumah. Perinciannya, sebanyak 397 rumah direhab lewat bantuan BSPS dan 356 rumah lewat dana alokasi khusus (DAK) reguler bidang perumahan.
Supiati (55), penerima bantuan, warga Pekon Blitar Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu, mengatakan selama 30 tahun menempati rumah peninggalan suaminya, belum pernah diperbaiki dan dibangun permanen. “Kusen rumah diganti, lantai disemen, dan dinding akan dibenton. Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Lampung, karena rumah kami lebih layak huni,” kata Supiati.
Janda dua anak dan satu cucu ini, sehari-hari berdagang pecel. Dia membesarkan kedua anak bersama suami yang buruh perajin bata dengan rumah seadanya. Dia bersyukur, sepeninggal suami tiga tahun lalu, pemerintah memperbaiki rumahnya secara permanen, bahkan dibangunkan kamar mandi ber-WC. Di Pekon Blitar Rejo, sebanyak 67 penerima bantuan, kini tengah merehab rumahnya.
Bantuan ini, menurut Darito (47), warga Pekon Bandung Baru, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, amat membantu warga yang umumnya buruh tani. Di pekon ini terdapat 29 penerima bantuan dengan penghasilan pas-pasan. Seperti halnya, penerima lain, kondisi rata-rata rumah penerima bantuan juga berlantai tanah dan berdinding geribik. Darito menempati rumah berukuran 6×10 meter bersama istri dan keempat anaknya.
Selama sepuluh tshun menempati rumah tersebut, Darito yang juga buruh tani ini, mengaku senang karena rumahnya tak lama lagi berlantai semen dan berdinding permanen. Dia berharap bantuan seperti ini berlanjut tahun depan, mengingat masih banyak petani seperti dia yang kondisi rumahnya mirip. “Sebenarnya, kami mengajukan perbaikan 53 rumah, namun jatahnya baru 29 rumah,” kata Darito.
Bantuan stimulan ini, menurut Darito, membantu mempercepat pembangunan rumah. “Selama ini warga juga menabung untuk perbaikan rumah. Kalau ada uang dibelikan bata dan batu, lalu ditumpuk dekat rumah sambil nunggu uang cukup untuk membangun. Alhamdulillah ada bantuan Rp15 juta, jadi rumahnya cepat dibangun,” kata Darito. (adv)