Lampung Selatan, www.lensamedia.net – Sebanyak 375 mahasiswa/i Universitas Lampung (Unila) melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lampung Selatan.
Sebelum terjun kebeberapa kecamatan di kabupaten berjuluk Gerbang Krakatau tersebut, keseluruh mahasiswa/i yang menjadi peserta KKN mendapatkan pembekalan dari Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan di Aula Rajabasa, Senin (24/7).
mahasiswa KKN Unila tersebut akan berada di Lampung Selatan selama 40 hari atau sampai dengan tanggal 30 Agustus. Mereka akan ditempatkan Kecamatan Merbaumatara, Sragi, Candipuro, Sidomulyo, Ketapang, Bakauheni, Penengahan dan Kalianda.
Bupati Zainudin Hasan mengapresiasi atas program KKN mahasiswa Unila di daerah setempat. Pasalnya, menurut orang nomor wahid di daerah setempat, KKN adalah program kerja nyata mahasiswa yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sehingga, dapat mengetahui secara langsung apa yang menjadi perosalan masyarakat.
“Belajar disekolah itu baik, tapi dengan kita belajar di lapangan itu akan membuat kita semakin terarah dan tahu. Sehingga, kedepannya kita dapat ikut berperan dalam membangun bangsa,” kata Zainudin.
Zainudin juga mengajak, agar para peserta KKN dapat berbagi ilmu dan pengalaman terhadap masyarakat di desa. Dengan demikian, kedatangan mereka dapat meninggalkan kesan yang positif dan dapat diingat oleh masyarakat.
“Contohnya, kalau ada yang memiliki kemampuan seni dapat disalurkan ke masyarakat, hidupkan kampung-kampung. Selain itu kita menghimbau, agar mereka dapat mempromosikan Lampung Selatan supaya dapat lebih dikenal orang dan akhirnya dapat mendatangkan investor, demi kemajuan dan kesejahateraan masyarakat di Lampung Selatan,” kata Zainudin.
Sementara itu, Ketua BPKKN Unila Sri Waluyo menuturkan bahwa tiga sasaran penting untuk para mahasiswa untuk menjalankan program KKN tersebut yakni pengelolaan persampahan, pengembagan pariwisata bahari dan pengelolaan gula semut.
Untuk pengelolaan sampah, Ia menyatakan, pihaknya akan mendorong agar keberadaan sampah yang selama ini hanya menjadi limbah dapat dikonfersikan menjadi pupuk kompos selanjutnya dijadikan gas.
“Jadi selama inikan, sampah itu hanya menjadi limbah, nah kita ingin agar itu dapat dikonfersikan menjadi gas dan akhirnya dapat menguntungkan masyarakat itu sendiri,’ ujarnya.
Sedang untuk sasaran pengembangan gula semut, hasil dari pada KKN tersebut dapat menguntungkan masyarakat. Dimana, dengan memproduksi gula semut tersebut harga gula merah dapat lebih tinggi dibanding hanya dikelolah menjadikan gula merah dalam bentuk biasa.
“Jadi, kalau dijual dalam bentuk gula merah biasa, harganya tidak sampai Rp10.000/kg, tapi kalau sudah dikembangkan menjadi gula semut, harganya menjadi Rp35.000/Kg. Nah ini yang kita dorong, karena Unila mempunyai alat-alat untuk mendukung itu,” kata Sri.
Sedangkan untuk sektor pariwisata bahari, Sri Waluyo menjelaksan, mahasiswa KKN tersebut akan mengembangkan keberadaan pariwisata bahari di wilayah Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa.
“Yang kita ketahui, aktivitas masyarakat disanakan mencari ikan, harapan kita, keberadaan kita dapat membuka cakrawala masyarakat agar hasil tangkapan dapat dikembangkan lagi usupaya dapat menyokong pariwisata disana,” tukasnya. (lis/Kmf LS)