Bandar Lampung, www.lensamedia.net – Kunjungan Presiden Joko Widodo meresmikan dua segmen Jalan Tol Trans Sumatera di Lampung memberikan isyarat bahwa pemimpin bangsa ini merupakan milik semua partai politik. Hal ini ditunjukkan Presiden Joko Widodo saat dirinya hadir di Provinsi Lampung. Presiden disambut secara resmi oleh Gubernur Muhammad Ridho Ficardo, yang notabene Ketua Partai Demokrat Lampung. Lalu, ketika meresmikan proyek padat karya dan penyerahan sertifikat prona agraria, Presiden disambut Ketua PAN (Partai Amanat Nasional) Lampung Zainuddin Hasan. Dan ketika meresmikan Rice Milling Plant (RMP) Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur, Minggu (21/1/2018) sore, Jokowi disambut Bupati Mesuji Khamamik yang merupakan kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Apa yang dilakukan Jokowi di setiap kabupaten menunjukkan sikapnya sebagai pemimpin rakyat. Di Bandar Lampung sendiri, Jokowi bahkan tidak disambut oleh Walikota Bandar Lampung Herman HN. Padahal, di Bandar Lampung, Presiden Jokowi hadir di Institut Teknologi Sumatera (Itera).
Wacana bahwa Presiden merupakan milik rakyat dan milik semua partai politik memang menguat sejak tahun 2015 silam. Guru Bangsa dan tokoh Muhammadyah Achmad Syafi’i Maarif, bahkan menyebut marwah presiden Jokowi adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah tokoh lainnya.
Pemahaman mengenai martabat seorang pemimpin merupakan milik rakyat termasuk milik seluruh parpol setelah seseorang menjadi Presiden menjadi pegangan umum masyarakat. Hal tersebut selalu diluruskan oleh banyak pengamat politik dan pakar politik. Presiden RI dipilih oleh rakyat secara demokratis sehingga loyal ke rakyat bukan ke salah satu partai atau golongan.
Meski diusung oleh suatu partai saat akan mencalonkan diri, namun setelah terpilih menjadi Presiden, dia adalah milik rakyat dan milik semua parpol. (Hum)