METRO – Ucapan arogansi Kepala SMPN 10 Metro Drs. Supardi kepada tenaga pendidik di sekolah yang dipimpinnya berbuntut panjang. Itu menyusul adanya ucapan kasar kepada Lili Apriyani salah satu guru pada saat memberikan SK Alih Tugas dilempar dihadapan guru-guru lain.
Kini seluruh dewan guru disekolah tersebut mogok mengajar dan akan menuntut Kepsek diganti, Rabu (21/2). Selain ucapan tidak mendidik, dugaan kuat seringkali mencatut nama Walikota Metro saat marah-marah yang tidak jelas.
Kepada awak media, Lili Apriyani, M.Pd, salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMP N 10 Metro yang mendapatkan SK mutasi ini membongkar dugaan buruknya sistem pendidikan di sekolah tersebut selama di pimpin Supardi.
“Menurut saya ini ada indikasi, sebagai pimpinan seharusnya tidak semena-mena seperti ini. Dan saya enggak tau yang mengesahkan SK walikota. Dari dinas terkait itu mestinya kan melihat jika ada kebutuhan guru dari tiap sekolah, kok ini dengan mudahnya meng Acc setiap usulan dari kepala sekolah. Contohnya kami inilah yang saya sendiri menjadi korban. Pada saat dia memberikan SK ke saya kemarin di banting, kebetulan semua orang ada dan melihat,” ungkap.
Tenaga pendidik yang akan di pindahkan ke SMP N 8 ini juga menyampaikan, Kepsek tersebut kerap memperlakukan guru dengan bahasa yang kasar, selain itu ancaman berupa mutasi juga kerap diterima oleh para guru.
“Bahasa dia, ini SK kamu, kamu pindah tidak lagi ngajar di sekolah, kamu sudah pindah. Itu bahasa dia sebagai bahasa pimpinan tidak layak. Dan setiap ada hal -hal yang tidak mengenak kan di sekolah dia selalu mengancam guru disini akan dimutasi. Dia bilang, kalau saya bicara sudah pasti di acc. apalagi kalo bicara dengan guru kadang menyebut kamu monyet, kamu binatang, kata yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang pemimpin,” tirunya sambil memegang SK.
Selain itu Lili juga mengungkapkan hal mengejutkan terkait ancaman yang di terimanya kerap mencatut nama orang nomor satu di Bumi Sai Wawai Achmad Pairin.
“Karena dia merasa sebagai orang yang berpihak kepada nomor 1, dekat dengan K1 jadi alasan itu yang selalu dia pakai untuk mengancam kami. K1 ini pak Pairin walikota metro, dan ini SK yang dia berikan ini kawan-kawan juga meragukan apakah benar Walikota yang meng acc, dengan tanda tangan walikota yang seperti ini. Padahal saya pun enggak tau kenapa saya di mutasi, tapi ada surat usulan dari dinas pendidikan, berarti dinas pendidikan ini menyetujui dan kebenaran ini yang harus saya cek benar tidak dinas pendidikan meng acc ini sampai ke BKD. Kalo misalkan saya tidak disiplin seharusnya ada pembinaan ataupun teguran tertulis bukan seperti ini,” paparnya.
Dirinya berharap hal yang diterimanya tidak menimpa para guru yang lain. Sementara dalam persoalan tersebut ia berencana akan menemui Wali Kota Metro Achmad Pairin.
“Saya harap pengalaman saya ini tidak menimpa kawan-kawan saya lainnya, kami ini guru-guru kecil yang mau bekerja tenang. Apalagi ini pertengahan semester dan guru kami kurang, terus bagaimana pembelajaran di sekolah ini, apakah ini yang dinamakan pendidikan. Saya sayangkan ini terjadi dan saya bersama teman – teman akan ke pemkot metro untuk mempertanyakan ini ke walikota, kalo memang benar pemimpinnya menyetujui tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan lain alangkah buruknya kota metro ini menurut saya,” pungkasnya.
Sementara itu ketika awak media mencoba mengkonfirmasi kebenaran atas keluhan para guru, Kepsek SMP N 10 Drs. Supardi tidak bersedia menjumpai awak media, padahal sekira pukul 08.30 dirinya masih berada di ruang Tata Usaha sekolah setempat.
Di kesempatan lain, menanggapi pemutasian salah seorang tenaga pendidiknya, seorang Wali Murid menyayangkan tindakan tersebut. “Sebenarnya saya enggak setuju karena ibu lili ini luar biasa jadi guru disini mendidik anak kami dengan baik dan menjadi tauladan buat anak kami,” ucap Roimah.
Diketahui, Lili Apriyani, M.Pd merupakan guru pembina yang mengajar Bahasa Indonesia di SMP N 10 Metro sejak 2014 lalu, dan kini Lili di alih tugaskan dalam jabatan fungsional guru pada SMP N 8 Metro.
Sementara itu, Kepala SMP N 8 Slamet membenarkan adanya berkas masuk atas nama Lili Apriyani, M.Pd yang ia terima. “Iya benar, udah masuk tapi saya bingung, saya enggak mengusulkan di tempat saya sudah ada guru bahasa indonesia mencukupi, bahkan ada yang di perbantukan ke SMP N 10. Jadi saya masih bingung,” singkatnya. (*)
|Reporter : Sanddy|