METRO – Selain merendam kawasan pemukiman dan fasilitas umum, hujan deras yang menguyur Kota Metro dan sekitarnya ternyata juga merendam puluhan hektar tanam padi diareal persawahan, Senin (26/2). Bahkan menurut para petani, mereka akan terancam gagal panen dan bercocok tanam kembali dengan mengeluarkan modal hingga 2 kali lipat.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Metro Lusia Parijem melalui Kabid Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Wiji, SP membantah hal tersebut. Ia mengatakan bahwa para petani tidak akan gagal panen, pasalnya tanaman padi petani mereka saat ini baru berumur 20-30 hari pasca tanam.
“Jadi tidak ada puluhan hektar tanaman yang terendam banjir. Paling yang terendam banjir parah 3-4 hektar, itupun yang dekat dengan kali. Air juga sudah mulai surut, nanti dirawat dan dipupuk tanaman padi tersebut akan pulih total,”ungkapnya.
Menutur dia, soal penanganan banjir agar tidak merendam tanaman padi. Pihaknnya melakukan koordinasi petugas agar membuka dam swadaya Lamtim. Kemudian daerah Metro Utara membuka pintu dam raman itu sebuah solusi.
“Iya makanya kita lihat besok ada perkembangannya atau tidak. Asal malam ini tidak hujan pasti surut, tadi bersama petugas BMKG Lampung juga sudah meninjau sejumlah sawah yang terendam banjir. BMKG mengklaim bahwa perkiraanya cuaca yang seharus hari jumat kemarin terakhir, ternyata masih ada hujan susulan. Namanya faktor alam jadi tidak ada yang mengetahui,”ujarnya.
Sementara itu, BMKG Lampung memprediksi intensitas hujan masih tinggi hingga awal maret. Oleh karna itu, masyarakat di himbau untuk tetap waspada.
“Insaallah petani tidak akan merugi, kan itu masih tanaman vegetative berusia 20-30 hari dan rata-rata tanaman ini 1hari- 1bulan tanam. Kalau sudah berumur 2 bulan baru berpengaruh terhadap perembangan tanaman padi dan kemungkinan besar bisa gagal panen,”pungkasnya. (*)
|Reporter : Sanddy|