Bandar Lampung, www.lensamedia.net – Gubernur M. Ridho Ficardo bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung komitmen terus tingkatkan perekonomian pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sasaran produksi dalam mendukung program Nasional mewujudkan Swasembada Pangan yang mana pada tahun 2045 Indonesia ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia.
“Dalam mendukung Program Nasional mewujudkan Swasembada Pangan, Provinsi Lampung memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Secara khusus tingkat pertumbuhan ekonomi Lampung selama 5 tahun terakhir selalu berada diatas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Wilayah Sumatera. Di tengah pemulihan ekonomi global yang berlangsung lambat ekonomi Lampung mampu tumbuh cukup tinggi sebesar 5,21 persen pada Triwulan III-2017, terbesar ke empat di Sumatera,” ujar Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Hamartoni Ahadis pada Rapat Koordinasi Evaluasi Kinerja 2017 dan Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2018, di Hotel Horison Ruang Tanggamus II, Jumat (19/1/2018).
Di Sektor Pertanian, kata Hamartoni 3 tahun terakhir berbagai upaya telah dilakukan Oleh Gubernur M. Ridho Ficardo dalam bentuk program dan kegiatan guna mewujudkan keunggulan kompetitif. Upaya tersebut yakni Program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) serta Bawang Merah dan Cabe (Babe). “Ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 melalui berbagai upaya, antara Iain peningkatan luas tambah tanam (LTT) dan percepatan serapan gabah petani (Sergap),” kata Hamartoni.
Lalu, Program Cetak Sawah Baru seluas 13.875 Ha dan tahun 2017 seluas 6.775 Ha dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi, Penyaluran Pupuk Bersubsidi Melalui Pola Billing System (online) merupakan yang pertama di Indonesia guna menjamin ketersediaan pupuk pada tingkat petani, dan Penyediaan bibit unggul, Penguatan penyuluh, dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
“Selain itu pula upaya yang dilakukan yakni pembangunan infrastruktur irigasi seperti Pembangunan dua Bendungan baru di Way Sekampung dan Marga Tiga serta revitalisasi Waduk eksisting Batu Tegi, Way Rarem dan Way Jepara guna menjamin ketersediaan air bagi lahan sawah, perkebunan dan perikanan. Pemanfaatan lahan eks galian tambang Pasir Sakti Lampung Timur sebagai Kawasan Minapolitan dan lain sebagainya,” ucap Hamartoni.
Lebih dari itu, ada pula hilirisasi produk-produk pertanian melalui pengembangan Industri Agro, Klinik Pertanian Keliling, Kerjasama antara pemerintah Provinsi Lampung dengan Fakultas Pertanian Unila, Peningkatan Kerjasama Antar Daerah (Kerjasama Lampung-DKI Jakarta dalam penyediaan bahan pangan) dan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan integrasi sektor pertanian melalui pengembangan Agrowisata.
Hamartoni menjelaskan pada perekonomian Lampung yang digerakkan oleh tiga pilar utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan tersebut, dalam PDRB Tahun 2015 mencapai angka sebesar 31,45% (terbesar dibanding sektor lain) disusul Industri Pengolahan (18,83%) dan Perdagangan dan Reparasi Kendaraan (11,15%).
“Nilai Tukar Petani kita juga ditahun 2017 dicapai pada bulan Desember sebesar 107,35 merupakan nilai tertinggi di Wilayah Sumatera dan ke-4 secara Nasional setelah Sulawesi Barat dan Jawa Barat serta NTB,” kata Hamartoni.
Potensi lahan sawah Provinsi Lampung seluas 400.868,5 Ha, yang terdiri dari sawah irigasi seluas 194.973,5 Ha dan sawah non irigasi seluas 205.895 Ha, Hamartoni menyebutkan berdasarkan angka ramalan II 2017, Provinsi Lampung adalah penghasil beras peringkat ketujuh se-Indonesia. “Atau dikatakan Lampung menyumbang produksi padi sebesar 4.324.445 ton GKG atau 5,32% dari total produksi padi Nasional (81.286.794 ton GKG),” ujar Hamartoni.
Selain itu, produksi padi Provinsi Lampung pada tahun 2016 sebesar 4.020.420 ton GKG atau meningkat sebesar 10,39% dibanding tahun 2015 yaitu 3.641.767 GKG. “Produksi beras tahun 2016 tersebut setara dengan 2.355.419 ton beras. Dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi beras per kapita 105,45 kg/kap/th atau total kebutuhan beras adalah 1.042.957 ton, maka tahun 2016 terjadi surplus ketersediaan beras sebesar 1.234.733 ton beras,” ucap Hamartoni.
Lalu, pada produksi jagung tahun 2017 juga, diperkirakan mencapai 2.401.393 ton Pipilan Kering (PK) atau meningkat kurang lebih 40 % dibanding tahun 2016 sebanyak 1.720.196 ton Pipilan Kering (PK). “Provinsi Lampung memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Keunggulan komparatif Lampung dapat dilihat dari letak geografls yang strategis sebagai gerbang Sumatera dan sangat dekat dengan Jakarta,” kata Hamartoni.
Untuk sasaran produksi tahun 2018, Hamartoni menuturkan telah ditetapkan untuk padi 4.456.991 ton Gabah Kering Giling (GKG), jagung 3.290.366 Pipilan Kering (PK), dan kedelai 199.776 ton Biji Kering. “Sasaran tersebut sudah dituangkan dalam pakta Integritas di tingkat Provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota pada tanggal 16 November 2017,” ujar Hamartoni.
Ada beberapa pencapaian sasaran yang ditetapkan, yakni memberikan dukungan penuh dan partisipasi aktif Tim Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (P2PJK) Kementerian Pertanian yang penanggungjawabnya adalah Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI. Meningkatkan kinerja Tim Pembina Upsus PZPJK Provinsi Lampung serta koordinasi dengan Tim Percepatan Pembangunan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (TP4K) Provinsi Lampung serta mengoptimalkan fungsi dan peran Penyuluh Pertanian, POPT, PBT, dan petugas Iapang Iainnya.
Selain itu harus pula mendukung pelaksanaan pengawalan/pendampingan oleh TNI, Satgas Pangan, dan Tim Sergap, meningkatkan kerjasama dengan BPS dalam pengumpulan data, pelaporan, dan publikasi Iuas tanam, Iuas panen, produktivitas dan produksi tanaman pangan;
“Pemprov berharap Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota bersama seluruh stakeholders harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam mendukung upaya pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan dan melakukan percepatan pelaksanaan program kegiatan Tahun Anggaran 2018 sehingga segera dapat dimanfaatkan oleh para pelaku utama,” ujar Hamartoni.
Pada acara tersebut, Hamartoni memberikan penghargaan kepada Penyuluh PNS Teladan, Gapoktan Berprestasi, Petani Berprestasi dan BP3K Berprestasi yang telah berperan aktif memajukan sektor pertanian. “Pada bagian Iain, Provinsi Lampung mendapatkan prestasi sebagai Penyuluh PNS teladan Tk. Nasional dan Gapoktan berprestasi Tk. Nasional. Keberhasilan prestasi para penyuluh tersebut akan menjadi salah satu faktor pengungkit dalam pencapaian target-target pembangunan pertanian kedepan,” kata Hamartoni.
Sementara, dijelaskan mengenai manajemen akuntabilitas monitoring Luas Tambah Tanam (LTT) oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI, Justan Riduan Siahaan bahwa pada evaluasi progres capaian LTT Provinsi Lampung per 19 Januari 2018 mencapai total 50.615 dari target 106.777 dengan persentase 47,40%.
“Kabupaten dan kecamatan mempunyai tanggung jawab masing-masing wilayah.
Pada prinsipnya mereka harus mempunyai historis, apa yang diukur pada saat itu. Kepala dinas dan pembina kabupaten juga menugaskan mengukur detail setiap minggu dan mereka nanti yang memberikan data, mengcounter ke kita benar atau tidak, lalu kita rekonsiliasi data masing-masing kabupaten dengan Badan Pusat Statistik (BPS),” ujar Justan.
Justan mengatakan Inspektorat Jenderal selalu berpegang teguh dalam membudayakan 5.B yakni Beribadah, Bekerja, Belajar, Berkarya dan Berbagi.
“Kami di Inpektorat selalu memegang 5B itu. Saya berharap mari sama-sama kita membangun pertanian Lampung dan yang mana saya dapati masyarakat Lampung itu semuanya baik dalam memajukan pertanian,” kata Justan.
Ditambahkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto bahwa kegiatan pengembangan kedelai pada APBD-P tahun 2017, jumlah alokasi mencapai target yang terealisasi yakni 50.000 Ha.
Selain itu juga, alokasi pupuk bersubsidi (urea, SP-36, ZA dan NPK untuk Provinsi Lampung tahun 2015-2017 menempati posisi nomor satu atau terbanyak untuk wilayah Sumatera.
Untuk sasaran luas tanam, luas panen, provitas, dan produksi tanaman pangan tahun 2018 , untuk padi sasaran produksinya yakni 4.456.991 Ton, untuk jagung sasaran produksi yakni 3.290.366 Ton dan untuk kedelai sasaran produksi yakni 199.776 Ton.(*)