Metro,www.lensamedia.net – Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh setiap tanggal 26 Juni merupakan gerakan perlawanan terhadap bahaya Narkotika dan obat – obatan terlarang yang berdampak buruk terhadap kesehatan, perkembangan sosial dan ekonomi, serta keamanan dan kedamaian dunia.
Peringatan tersebut dimulai sejak tanggal 26 Juni 1988, dimana tanggal tersebut merupakan pengungkapan kasus Lin Zexu (1785 – 1851) berupa perdagangan opium di Humen.
Pada peringatan Hani setiap tahun, berbagai Negara turut memperingati Hari Anti Narkotika International dengan slogan yang dirilis oleh kantor PBB Narkoba dan Kriminal (UNODC).
Dikatakan Wali Kota Metro Achmad Pairin saat menghadiri peringatan Hari Anti Narkotika Internasional menyampaikan sebagai aparatur pemerintahan melakukan pemantauan, pemberantasan dan pembinaan.
“Pada peringatan hari anti narkoka Internasional ini saya sangat mengapresiasi. Sebagai tindak lanjut di pemerintahan baik ASN maupun bukan ASN, kami akan melakukan pemantauan, tugas kami sebagai pemerintahan memiliki tugas yakni melakukan pemberantasan dan pembinaan. Apakah ASN ataupun bukan ASN, kalau masih bisa dilakukan rehabilitasi akan dilakukan rehabilitasi,” jelas Pairin, kepada awak media di Gedung Kantor BNN Kota Metro, Jum’at (26/6/2020).
Sementara, Kepala BNN Metro Saut Siahaan memyampaikan peringatan Hari anti Narkotika Internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya berjuang melawan penyalahgunaan narkoba dan perdagangan obat ilegal.
“Upaya sosialisasi bahaya Narkotika yang dilakukan oleh BNN telah di jalankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 Kota Metro, yakni menjaga jarak, cuci tangan, memakai masker serta menghindari krumunan,”ucap Saut Siahaan.
Hal tersebut sudah menjadi Konsekuensi dari Kota Pelajar, yang menampung dari seluruh Kabupaten Kota lain untuk belajar, otomatis banyak budaya yang berbeda dan masuk ke Kota Metro.
“Sudah menjadi tugas bersama untuk menjaga Kota Metro agar tidak menjadi zona rawan Narkotika, memastikan Kota Metro bukan zona rawan. Hidup 100% yakni sadar, sehat dan produktif, diharapkan menjadi sebuah gerakan massal yang menjadi solusi aspiratif dan hidup bahagia, sehat tanpa Narkoba,” pungkas Saut Siahaan.(Dicky)
