Lampung Selatan,www.lensamedia.net — Harga yang tomat terus anjlok hingga hanya Rp 2500/kg membuat petani sayuran di Lampung selatan mengalami kerugian.
PYM (49) bersama rekannya Adum petani sayur mayur asal Babatan Kecamatan Katibung mengeluh anjloknya harga tomat.
Ia menerangkan bila dihitung modal serta hasil panen sangat tipis, apalagi berharap kembali modal.
Harga per 1 kgnya 2.500 rupiah, sedangkan perkotak berat bersihnya 50 kg. Biaya operasional perkotak : Peti 12.000, upah Ojek 10.000, upah Mutil 5.000,Total :27.000. Belum beli paku dan lain-lain.
belum dipotong lain-lain seperti biaya makan minum,” terang Pym, Kamis(6/11/2025).
Adum menambahkan meski harga anjlok dirinya tetap memanennya demi kebutuhan keluarga.
“Daripada Rampai terbuang atau layu di lahan selagi ada yang membeli tetap diputil demi dapur ngebul, pasrah dan bersyukur serta berdoa semoga ada peningkatan harga,” keluhnya.
Akibat kerugian dari anjloknya harga rampai, petani Lampung selatan mengharap pemerintah terkait jangan diam saja. Tetapi, memberikan solusi agar petani tak semakin merugi. (Aceng)

