Pringsewu, www.lensamedia.net Sebagai salah satu usaha untuk pencegahan kasus stunting, Dinas Kesehatan Pringsewu inovasikan masyarakat bapak stunting (Masbas).
Kadis Kesehatan Pringsewu dr. Ulinnoha mengatakan, inovasi Masbas ini dilakukan melihat banyaknya Program pemerintah yang digulirkan, tetapi efeknya belum signifikan.
“Maka dari itu, dengan keberadaan bapak stunting ini bisa menimbulkan kepekaan di tengah-tengah masyarakat. Tetangga yang mampu secara ekonomi bisa membantu dan memperhatikan anak tetangganya yang kena stunting,” ujar Ulinnoha saat diwawancarai usai Pencanangan 8000 HPK inovasi Masbas dan sosialisasi Perpres nomor 72 tahun 2021, Selasa (22/2) di aula Hotel Regency.
Sehingga, kata dia, para peserta inovasi Masbas yang berasal dari kalangan kepala Pekon ini nantinya minimal bisa menjadi bapak asuh stunting di pekonnya.
“Tapi tidak menutup kemungkinan bapak asuh bisa dari kalangan pengusaha, ataupun tokoh masyarakat. Dan harapannya, munculnya bapak asuh bisa dua kali lipat daripada anak stunting di desa tersebut,” imbaunya.
Sebelumnya, Bupati Pringsewu Sujadi membuka secara resmi Pencanangan 8000 HPK inovasi Masbas dan sosialisasi Perpres nomor 72 tahun 2021, serta persiapan penilaian kinerja stunting dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting. Kabupaten Pringsewu tahun 2022
Dalam arahannya, Sujadi berharap misi dan visi pembangunan sumber daya manusia di Pringsewu bisa tercapai, salah satunya dengan penyiapan 8000 hari pertama kelahiran.
“Program stunting adalah bagian daripada menjaga, mengantisipasi serta mengupayakan menghasilkan generasi yang kuat. Dengan adanya program Masbas ini, kepala pekon bisa mengupayakan agar tidak ada lagi anak stunting,” pesan Sujadi. (*)