Mereka berjalan dari satu lapak ke lapak lainnya, dengan bermodalkan dua kotak bekas, guna menampung hasil koinnya. Hal ini sebagai bentuk solidaritas terhadap permasalahan di kabupaten setempat, seperti belum dibayarnya honor guru ngaji, honor untuk RT, RW dan aparatur desa, honor bagi tenaga kerja honorer, anggaran dana desa, beban kerja untuk aparatur sipil negara.
Aksi pengumpulan koin yang dilakukan sejumlah warga, mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Seperti salah satu pedagang, mengatakan permasalahan tersebut mengapa mengadunya ke mereka. “Soal honor belum kebayar kenapa mintanya ke kami,” ujarnya, Kamis (9/11).
Meski demikian, Sandi Fernanda, selaku perwakilan warga, meminta maaf atas kehadiran mereka jika mengganggu, ketika menggalang koin di pasar. Pihaknya hanya ingin membantu saudara-saudara di Lampung Utara, yang mengalami berbagai persoalan, seperti belum dibayarkan PHO untuk rekanan, belum terbayarnya honor bagi honorer. “Mohon maaf kalau aksi kami mengganggu semuanya,” ucap dia.
Hasil dari pengumpulan tersebut, diperoleh uang sebanyak Rp 252.300. Uang itu akan diberikan kepada tenaga honorer di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten Lampung Utara.(Mirza)