Tanggamus www.lensamedia.net Kegiatan tersebut bertempat di belakang kantor sekretariat bupati senin(10/06/19).yang bertemakan”Dengan iman dan takwakita pererat tali silaturrahmi guna meningkatkan kinerja untuk membangun kabupaten tanggamus yang lebih maju dan sejahtra”.
Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Tanggamus Dewi Handajani, Wabup AM Syafi’i, Ketua DPRD Heri Agus Setiawan, Sekda Hamid H Lubis, Para asisten,Para kepala OPD,para Camat,dan ASN serta jajaran Forkopimda.
Menurut Arpin, Kabag Kesejahteraan Masyarakat Pemkab Tanggamus, budaya di Indonesia biasanya selepas Idul Fitri identik dengan halal bil halal. Dasar itulah yang membuat diadakannya acara ini.
“Kegiatan itu adalah saling bermaafkan, meluruskan hal-hal yang keliru, menyatukan perbedaan, membangun kembali hubungan yang selama ini renggang. Saling memaafkan membebaskan dosa dan mendatangkan manfaat,” ujar Arpin.
Selanjutnya Bupati Tanggamus Dewi Handajani, atas nama pribadi mohon maaf atas kesalahan yang sengaja dan tidak sengaja diperbuat. Dan melalui Idul Fitri mari bersama-sama saling memaafkan.
“Melalui halal bilhalal membangun kembali hubungan antar sesama, dan juga membangun lagi hubungan pemkab dengan dengan masyarakat,” ujar Dewi.
Ia menambahkan, melalui kegiatan puasa di bulan Ramadan harapannya meningkatkan lagi iman dan taqwa kepada Allah. Dan untuk bidang pemerintahan maka meningkatkan juga pelayanan ke masyarakat.
“Harapannya kita semua rutin evaluasi karena dengan cara itu maka peningkatan bisa dilakukan, itu bisa menjadi dukungan untuk memberi pelayanan lebih baik lagi,” kata Dewi.
Sementara itu ceramah agama diisi Kyai Haji Ahmad Yani yang menegaskan kehidupan adalah dinamika yang terus bergerak. Maka waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi.
“Allah sudah memberikan ibadah Ramadan karena banyak manfaat dan keberkahan yang ada di dalamnya,” kata Yani.
Ia juga berpesan jangan berlebihan saat Idul Fitri karena itu hanya berlangsung satu hari. Bahkan banyak masyarakat usai lebaran justru sakit. Sebab selama ini menjalani puasa yang diatur waktu makannya, tiba-tiba itu dibebaskan saat Idul Fitri.
“Kemudian perilaku yang harus dihindari adalah menyibukkan diri jelang Idul Fitri sampai lupa ibadah. Itu harus dihindari karena itu akan dicontoh anak-anak kita. Akhirnya hilang keberkahan Ramadan,” kata Yani.
Ia juga minta jangan bermewah-mewah di dunia ini sebab itu seperti mimpi, tapi jalani kehidupan yang nyata. Dan apapun jabatan amanah, jalankan amanah itu dan kembangkan amanah tersebut untuk kebaikan diri sendiri dan daerah.(red)
